My Diary.
to Share my Life Events

Kisah Sukses Kolonel Sanders | Pendiri KFC

Nama lengkapnya Harland David Sanders lahir 9 September 1890 di Henryville, Indiana, Amerika Serikat. Ia lebih akrab dipanggil Kolonel Sanders, Ia merupakan seorang pebisnis yang ikut mendirikan KFC.
Pada umur 7 tahun Ia sudah pandai memasak. Pada usia 10 tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya dengan gaji 2 dolar sebulan. Ketika berumur 12 tahun ibunya kembali menikah, sehingga ia meninggalkan rumah tempat tinggalnya untuk mendapatkan pekerjaan di pertanian di daerah Greenwood, Indiana. Selepas itu, ia berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun. Pernah menjadi tukang parkir di usia 15 tahun di New Albany, Indiana dan kemudian menjadi tentara yang dikirim selama 6 bulan ke Kuba. Setelah itu ia menjadi petugas pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel.
Di usia 40 tahun, Kolonel Sanders mulai memasak untuk orang yang bepergian yang singgah di bengkelnya di Corbin. Ia belum punya restoran pada saat itu. Ia menyajikan makanannya di ruang makan di bengkel tersebut.
Pensiunan angkatan darat Amerika ini tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis. Ia menjual semua propertinya untuk berkeliling dari kota ke kota dan dari restoran ke restoran untuk menawarkan resepnya. sebagai mantan koki, dia percaya bahwa resepnya akan diminati banyak restoran dan mau diajak bekerjasama untuk membuka usaha waralaba dengan menggunakan lisensinya. sayangnya lebih dari 1000 restoran menolak resep yang ditawarkannya, tapi dia tidak menyerah begitu saja dan terus berkeliling sampai tiba di restoran ke 1008 yang mau membelinya dan mengembangkan usaha waralaba yang diberi nama KFC.
Kesuksesannya baru dicapai pada saat usianya 65 tahun, di usia setua itu Ia mulai aktif dalam mewaralabakan bisnis ayamnya. saat ini, usahanya yang dikenal dengan Kentucky Fried Chicken atau KFC telah tumbuh menjadi salah satu usaha kuliner siap saji yang terbesar di dunia.
Sebelum menuai kesuksesannya, selama 9 tahun, Kolonel Sanders berusaha menyempurnakan metode memasak ayam dengan menggunakan sebelas bumbu dan rempah-rempah seperti yang kita kenal saat ini. dengan resep masakan itu, daging ayam menjadi sangat empuk, renyah dan gurih. dia juga menggunakan pressure cooker yang lebih cepat memasak ayam daripada penggorengan biasa dan meningkatkan cita rasanya, sehingga saat ini kita mengenal istilah restoran cepat saji atau fast food karena kecepatan memasak ayam dan kelezatan rasanya.
Sosok Kolonel Sanders, kini menjadi simbol dari semangat kewirausahaan. Citra Sander semakin baik. Gubernur Ruby Laffoon memberi penghargaan Kentucky Colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya bagi negara bagian Cuisine. Dan pada tahun 1939, keberadaannya pertama kali terdaftar di Duncan Hines “Adventures in Good Eating.”

sumber : http://www.waralabaindonesia.net/kisah-sukses-kolonel-sanders-pendiri-kfc

Sya'bani Sya'bani Author

Orang Bilang anakku seorang Akitivis



Jakarta: Kata mereka nama nya tersohor di kampus nya sana. Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya sebagai amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis. Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.
            Anakku, sejak mereka bilang seorang aktivis, ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktu mu terisi dengan segala kegiatan yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibu mu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak? Sungguh setengah dari umur ibu telah habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersama mu nak. Tanpa pernah ibu berpikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia..

Anakku. kita memang berada di satu atap, di atap yang saat dulu engkau bermanja bersama ku.
Tapi kini dimanakah rumah mu nak? Ibu tidak lagi melihat jiwamu di rumah ini. Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu di rumah dengan penuh doa agar senantiasa menjagamu. Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut. Mungkin tawa mu telah habis hari ini, tapi ibu harap engkau sudi untuk mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu. Ah, lagi-lagi ibu harus mengerti, bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu. Atau jangankan untuk tersenyum untuk ibu, sekedar mengalihkan pandangan pada ibumu saja katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline.
Padahal andai kau tahu nak, ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini, memastikan engkau baik-baik saja, memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu. Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau. Tapi bukankah aku ini ibumu, yang 9 bulan waktu mu engkau habiskan di dalam rahimku?
Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk dengan amanah mu. Nampaknya, engkau sedang sibuk dengan nasib organisasimu. Khawatir dengan segala strategi untuk mengkader anggotamu.
Namun, sebagian hati ibu mulai bertanya nak, kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak?
Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu?
Kapan terakhir engkau menanyakan kabar saudara-saudari mu dirumah?
Apakah saudara-saudari mu tidak lebih penting dari organisasimu nak?
Anakku, ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu. Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika menghabiskan waktu dengan keluargamu. Memang nak, menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas mu.

Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga? Bukan kah keluargamu ini adalah amanah yang harus kau jaga juga nak? Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku Agenda seorang aktivis. Jadwal mu begitu padat ya, ada rapat di sana sini. Ada jadwal mengkaji, ada juga jadwal bertemu tokoh-tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya. Di sana ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan harapanmu. Ibu kembali membuka lembaran itu, berharap ada nama ibu di sana. Ternyata memang tidak ada nak. Tidak ada agenda untuk bersama dengan perempuan renta ini.

Kalo boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang engkau seorang aktivis profesional. Namun, boleh ibu bertanya nak? Dimanakah profesionalitas mu untuk ibu? Dimanakah profesionalitas mu untuk keluarga? Dimana engkau letakkan keluarga dalam skala prioritas mu yang kau buat. Ah waktu mu terlalu mahal nak, hingga ibu pun tak mampu membeli waktumu yang berharga itu untuk bersama ibu.

Semoga kita dapat mengevaluasi diri kita masing-masing sebagai seorang aktivis yang profesional  dan dapat mengatur waktu dengan baik untuk keluarga, Tuhan, organisasi, masyarakat dan negara.
Aamiin ya rabb :)
Sya'bani Sya'bani Author

Ilmuwan Indonesia Didaftarkan Jadi Nominasi Penghargaan Nobel 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kabar gembira datang dari dunia riset Tanah Air. Ilmuwan asal Indonesia, Dr Taruna Ikrar, menjadi salah satu periset yang karyanya diajukan oleh University of California untuk mengisi peluang nominasi Penghargaan Nobel tahun 2016 dalam bidang kedokteran.

“Iya, baru diajukan oleh University of California, dalam BidangOptogenetic, Physiology of Medicine,” kata Taruna Ikrar saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (18/6).

Pengajar pada University of California, Irvine, AS, itu termasuk dalam tim yang berhasil mengembangkan optogenetic laser stimulation.Selain Taruna, ada dua orang lagi yang terlibat dalam penelitian tersebut yakni ilmuwan dari Stanford University, Dr Ivan Soltesz, warga negara Hongaria dan AS. Kemudian, Dr Amar Sahay, warga negara AS selaku ilmuwan dari Harvard University.

Taruna menjelaskan, optogenetic adalah suatu metode untuk membuat aktif atau non-aktif sel saraf (neuron) di otak dengan menggunakan spektrum cahaya tertentu.

“Kelak, teknik ini dapat digunakan dalam berbagai pengobatan penyakit-penyakit otak, seperti Parkinson, Epilepsy, Schizophrenia, dan lain-lain. Nanti setelah ditetapkan, baru saya jelaskan panjang lebar. Sekarang, masih proses pengajuan nominator,” lanjut dia.

Dr Taruna Ikrar MPharm MD PhD menekuni bidang farmasi, jantung, dan saraf. Sejauh ini, ia sudah menghasilkan 54 penemuan penting. Dua di antaranya sudah dipatenkan dan dipakai oleh pelbagai institusi pendidikan dan kedokteran dunia.

Pada 2009, Taruna Ikrar mematenkan metode pemetaan otak manusia yang berhasil menggambarkan dinamika yang terjadi pada organ tersebut secara rinci.

Berdasarkan laman resmi Nobel Prize, pengajuan nominasi penghargaan bergengsi itu hanya bisa dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, atas undangan Panitia Nobel Prize. Ada 273 ilmuwan yang telah dinominasikan untuk Penghargaan Nobel 2016 dalam bidang kedokteran.

Selama bulan Juni hingga Agustus, Panitia Nobel Prize melakukan evaluasi untuk menyeleksi nama-nama yang telah diajukan. Pada Oktober nanti, akan diketahui siapa saja yang dinominasikan dalam ajang prestisius tersebut.
Sya'bani Sya'bani Author

Mengenai Saya

Text Widget

Popular Posts

About

Ordered List

Blogger templates

Blogroll

Popular Posts

Unordered List

Recent Posts